UU ITE


            Undang-undang yang sejatinya memberikan kepastian hukum bagi penduduk dunia maya yang senantiasa menggunakan internet dan komputer dalam kehidupannya ini (menurut beberapa kalangan) malah memberikan ketidakpastian hukum, disebabkan adanya suatu pasal yang dianggap karet, karena indikator dan batas pengikatnya terlalu abstrak dan tidak jelas.
            Khusus mengenai pemberlakuan UU ITE juga perlu diluruskan karena adanya keragaman pendapat. Pasal 54 ayat (1) UU ITE menyatakan: “Undang-Undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan”. Di dalam keterangan UU ITE disebutkan, bahwa UU ITE disahkan pada tanggal 21 April 2008 dan kemudian disebutkan juga, bahwa UU ITE diundangkan pada tanggal 21 April 2008 juga. Sedangkan yang harus sudah ditetapkan paling lambat tanggal 21 April 2010 adalah Peraturan Pemerintah, sebagaimana disebutkan pada Pasal 54 ayat (2) yang di antaranya menyatakan: “Peraturan Pemerintah harus sudah ditetapkan paling lama 2 (dua) tahun setelah diundangkannya Undang-undang ini”.

أساليب تعليم الإملاء في الابتدائي


ملخص من كتابات الأستاذ/ بهاء الدين الزهوري
الهدف من درس الإمل: 1.
1-
تعويد الطلاب الكتابة الصحيحة المنظمة السريعة للكلمات 0
2-
ربط عملية الكتابة بالفهم والإفهام أي بوظيفة اللغة الأساسية 0
3-
تزويد الطالب بألوان من الثقافة 0
4-
توضيح الصلة الوثيقة بين النحو و مبادئ الإملاء ، فكلاهما وسيلة لضبط اللغة 0
5-
تعويد الطلاب الخط من خلال الكتابة 0
6-
الاستفادة من نص الإملاء في حسن التعبير الشفوي والكتابي 0
7-
إكسابهم عادات ومهارات من درس الإملاء ، منها : حسن الإصغاء ودقة الملاحظة ، والنظافة ، واستخدام علامات الترقيم ، وملاحظة الهوامش ، وتقسيم الكلام إلى فكر تعرض بفقرات مستقلة 0

Pulau Pejinan

“Ibu…….. ada hantu, dia mengajakku pergi setiap hari”
Tangis Lisa ketakutan di sudut kamarnya setiap hari. Dia baru menempati rumah itu sebulan yang lalu. Rumah yang ia tempati sejak Lisa masih berumur satu hari dari ditemukannya hingga berusia tiga tahun sepuluh bulan harus digusur karena membangun diatas tanah perusahaan asing. Lisa ditemukan di pinggir pantai didalam peti yang masih basah. Dikira anak itu dibuang oleh orang tuanya dan dihanyutkan bersama hempasan gelombang air laut yang pada waktu itu gelombang sangat besar karena bertepatan dengan musim angin yang oleh orang jawa termasuk angin kepitu.
Setelah anak itu dibawa kerumah yang menemukan, banyak orang yang melarang untuk mengasuhnya karena ada tanda hitam di mata kakinya yang menurut cerita rakyat, orang yang mempunyai tanda hitam di mata kakinya adalah keturunan dari Nyai Pajinna yang tinggal di pulau Pahatan yang merupakan manusia keturunan Jin. Sehingga pulau itu dikenal dengan sebutan pulau Pejinan. Akan tetapi Ibu Mirna yang menemukannya tidak menghiraukan cerita itu karena dia percaya kalau menemukan anak pasti rejekinya akan lancar, sehingga dia tetap mengasuhnya seperti mengasuh anaknya sendiri.

Matinya Kaum Idealis

 “Jadi orang jangan sok idealis dong, biar gak nyesal kemudian, baru aja masuk semester lima udah sok-sokan” Ucap Hendra lima tahun yang lalu sesaat sebelum pemilihan presiden fakultas dilaksanakan. Dia bilang seperti itu karena aku mengkampanyekan pemilihan bebas dan demokratis. Tapi mungkin karena hatinya sudah kotor kalau tidak mau dibilang busuk, apa yang aku lakukan dianggap tidak baik. Sampai sekarang, ucapannya yang memojokkanku ditengah-tengah kerumunan mahasiswa yang hendak mencoblos itu, terus terngiang dalam pikiranku Seakan sudah tercatat dengan tinta emas.
Tak ada maksud untuk mengobrak-abrik suasana demokrasi ala mahasiswa di kampusku. Spontan aku menarik tangan Yesi yang membagi-bagi sertifikat kepada mahasiswa yang hendak mencoblos. Dalam hati, aku bermaksud untuk menghentikan praktik yang tidak waras itu. Setelah ditanya tentang tindakan yang mematikan nilai demokrasi itu, dia pun bungkam seribu bahasa dan tidak memberi tahu alasan membagi-bagi sertifikat berlevel internasional itu. Tapi yang jelas, walaupun dia tidak mengaku, aku bisa membaca maksudnya. Karena Yesi termasuk pada daftar nama tim sukses salah satu kandidat pasangan calon presiden dan wakil presiden fakultas. Tiba-tiba Pikiran negatifku langsung terbang kemana-mana. Sehingga menganggapnya menyogok pemilih agar mencoblos jagoannya. Dan itu dibenarkan oleh teman-teman yang kebetulan masih membenci prilaku kayak itu.

Kebijakan yang Tak Pernah Bijak; Sekolah Bertaraf Internasional VS Pendidikan Karakter

Pendidikan merupakan salah satu penentu bagi keberlangsungan kehidupan berbangsa dan bernegara di masa depan. Karena dengan pendidikanlah manusia bisa mengetahui apa-apa yang harus dilakukan dan apa-apa saja yang harus ditinggalkan. Oleh karena itulah desain pendidikan harus terus diupayakan kearah yang lebih baik, yaitu desain pendidikan yang mampu menjawab tantangan zaman tanpa harus tergerus oleh kemunafikan zaman.
Tentunya pendidikan disini tidak hanya terpaku pada pendidikan formal tetapi juga berlaku pada pendidikan non formal dan informal. Sebagaimana tripusat pendidikan yang dikemukakan oleh Ki Hadjar Dewantara; keluarga, masyarakat dan sekolah adalah pusat pendidikan bagi umat manusia baik secara langsung maupun tidak. Tiga pusat pendidikan itulah yang telah terbukti bisa mencetak perkembangan manusia baik mencetak kearah yang lebih baik ataupun kearah kehancuran moral. Tetapi karena yang menjadi sorotan publik akhir-akhir ini adalah pendidikan formal, maka tulisan ini akan difokuskan pada kebijakan-kebijakan pendidikan formal yang terus dibenahi guna menjawab tantangan global yang dirasa menggelitik hati penulis.

Nilai bukan ukuran kualitas siswa

Dengan menangnya SMPN 1 Tulungagung dalam ujian nasional kemarin (2010), banyak orang yang mulai melihat sekolah-sekolah pinggiran yang ternyata juga tidak kalah kualitasnya dengan  sekolah-sekolah perkotaan, karena Tulungagung telah membuktikan pada public bahwa sekolah pinggiran juga bisa bersaing dengan sekolah perkotaan yang di anggap lebih berkualitas dan lebih mahal dari sekolah pinggiran.
Banyak orang yang telah menulis di berbagai media cetak yang sangat apresiatif terhadap sekolah pinggiran. Mereka memuja-muji pendidikan pinggiran. Namun yang sangat mengganjal dalam hati saya, semua tulisan di berbagai media yang terkait dengan menangnya sekolah pinggiran itu dan mencap bahwa sekolah pinggiran juga bisa bersaing dan kualitasnya juga tak kalah dengan sekolah perkotaan. Mereka masih dipenuhi oleh paradigma positivistic.

Pendidikan Tanpa Koneksi; bulsit!

“Ellu nyuru gue ngejelasin pentingnya pendidikan, sedangkan gue sendiri tidak yakin pendidikan itu penting”
“Waktu gue kuliah, gue pikir pendidikan itu penting, tapi setelah gue keluar kuliah baru ngerti ternyata pendidikan itu tidak penting”

Begitulah cuplikan menarik dari film “Alangkah Lucunya Negeri Ini”. Cuplikan itu diambil dari pemeran Samsul yang mempunyai gelar sarjana pendidikan. Dia baru merasakan bahwa pendidikan itu tidak penting dan tidak bermanfaat sama sekali untuk dia bahkan juga untuk orang lain setelah lulus dari kuliahnya. Padahal  dulunya, dia mendewa-dewakan yang namanya pendidikan. Mungkin, ia sudah termakan oleh pemahan kebanyakan orang bahwa dengan pendidikan manusia bisa berguna dan akan mendapatkan penghidupan (pekerjaan) yang layak. Makanya ia susah payah melanjutkan keperguruan tinggi, namun akhirnya penyesalan yang ia dapat.

Televisi dan Masa Depan Anak

Televisi merupakan orang asing yang di terima oleh keluarga tanpa curiga. Padahal ia yang mengajari anak-akan kita membunuh, menipu, memfitnah dan lain sebagainya.
Kalau dilihat dari sejarah berkembangnya industri televisi di indonesia. TV mulai berkembang sejak tahun 1962, ketika indonesia menjadi tuan rumah dalam perhelatan akbar olah raga asia yang di kemas dalam asian games IV  di jakarta. Dengan maksud memberikan layanan terbaik bagi masyarakat indonesia lebih-lebih bagi negara peserta event itu. TVRI merupakan televisi pertama kali yang tayang sejak tanggal 17 agustus 1962 merupakan rangkaian dari perhelatan akbar itu. Pada awal munculnya, TV hanya terfokus pada kepentingan publik. Ia sangat berperan bagi kemajuan bangsa dan memberikan kontribusi yang sangat besar bagi kemajuan berfikir masyarakat. Akan tetapi pada tahap selanjutnya media itu menjadi ajang bisnis yang hanya menguntungkan segelintir orang. Tak heran tayangannya untuk beberapa dasawarsa terakhir ini, tidak memperhatikan nilai dan norma yang ada di masyarakat. Karena para pengurus media itu, hanya melihat dan menginginkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Tapi walaupun begitu, masih banyak manfaat yang ia bawa jika para pemirsa bisa menyeleksi informasi yang di perolehnya.

Demokrasi Itu Harga Mati

Bukanlah bentuk negaranya yang menyebabkan pemerintahan itu menjadi baik atau menjadi buruk, tetapi system yang oleh Negara tersebut serta kepemimpinan yang adil yang memungkinkan kondisi yang baik itu menjadi tercipta ” (Gus Dur)

Perdebatan tentang kenegaran dan pemerintahan yang sering terjadi didunia ini, khususnya di Indonesia adalah terkait pelaksanaan pemerintahan dan bentuk pemerintahan, yakni sistem demokrasi dan penerapan syariat islam. Hal itu sangat wajar sekali karena bangsa Indonesia adalah bangsa yang berketuhanan dan mempunyai penduduk muslim terbesar di dunia. Tak heran kalau ada isu-isu tentang penerapan syari’ah dan khilafaf sebagai bentuk negaranya.

Jalan Muhammad Jadi Nabi

Nabi Muhammad merupakan pamungkas dari para nabi yang diutus oleh Allah SWT di muka bumi ini. Walau nabi muhammad SAW terutus paling akhir, tapi sebenarnya nur Muhammad ada sebelum nabi adam. Ini terbukti ketika nabi adam diusir dari surga karena melanggar perintah Allah untuk tidak memakan buah Khuldi. Ketika keluar dari pintu surga, adam berjalan mundur sesampai di depan pintu surga, adam melihat tulisan Muhammad. ini menunjukkan bahwa Muhammad merupakan nabinya para Nabi.

Sejarah Perkembangan Bahasa Arab

Dalam sejarah perkembangan bahasa Arab, terdiri dari beberapa priode, antara lain :
1. Priode Jahiliyah. Priode ini munculnya nilai-nilai standarisari pembentukan bahasa arab fusha, dengan adanya beberapa kegiatan peting yang telah menjadi tradisi masyarakat Makah . Kegiatan tersebut berupa festifal syair-syair arab yang diadakan di pasar Ukaz, Majanah, Zul Majah. yang akhirnya mendorong tersiar dan meluasnya bahasa arab, yang pada akhirnya kegiatan tersebut dapat membentuk stsndarisasi bahasa arab fusha dan kesusasteraannya.

Pemerolehan Bahasa

Pemerolehan bahasa yakni, proses penguasaan bahasa yang dilakukan oleh anak secara natural pada waktu dia belajar bahasa ibunya (native language).istila ini dibedakan dari pembelajaran yang merupakan padanan dari istilah inggris (learning. Dalam pengertian ini proses itu dilakukan dalam tatanan yang formal, yakni belajar di kelas dan diajar oleh seorang guru.dengan demikian maka prosesdari anak yang belajar menguasai bahasa ibunya adalah pemerolehan, sedangkan proses dari orang (umumnya dewasa) yang belajar di kelas disebut pembelajaran.

Sejarah Pendidikan Agama Islam Masa Abbasiyah


A. PENDAHULUAN
Sejarah pendidikan Islam erat kaitannya dengan sejarah Islam, karena proses pendidikan Islam sejatinya telah berlangsung sepanjang sejarah Islam, dan berkembang sejalan dengan perkembangan sosial budaya umat Islam itu sendiri. Melalui sejarah Islam pula, umat Islam bisa meneladani model-model pendidikan Islam di masa lalu, sejak periode Nabi Muhammad SAW, sahabat dan ulama-ulama sesudahnya. Para ahli sejarah menyebut bahwa sebelum muncul sekolah dan universitas, sebagai lembaga pendidikan formal, dalam dunia Islam sesungguhnya sudah berkembang lembaga-lembaga pendidikan Islam non formal, diantaranya adalah masjid.
Masjid pada masa Nabi bukan hanya sebagai tempat ibadah, tapi juga sebagai tempat menyiarkan ilmu pengetahuan pada anak-anak dan orang-orang dewasa, disamping sebagai tempat peradilan, tempat berkumpulnya tentara dan tempat menerima duta-duta asing. Bahkan di masa Dinasti Umayyah dan Dinasti Abbasiyah, masjid yang didirikan oleh penguasa umumnya dilengkapi dengan berbagai macam fasilitas pendidikan seperti tempat belajar, ruang perpustakaan dan buku-buku dari berbagai macam disiplin keilmuan yang berkembang pada saat itu.

Hubungan Linguistik Terapan dengan Pembelajaran Bahasa


Mengenai kaitan linguistik terapan dan pengajaran bahasa, Soenardi menjelaskan sebagai berikut: Analisis ilmiah atas berbagai gejala yang terumuskan menjadi kaidah fonologik, morfologik dan sintaktis diproses menjadi bahan ajar dalam pengajaran bahasa. Hasil pembahasan akademik dan hasil penelitian yang punya bobot teoritik kebahasaan ditransfer menjadi dalil-dalil pemandu pemakaian bahasa yang baik dan benar melalui kegiatan pendidikan bahasa.

Analisis Kesalahan Berbahasa



1.  Latar belakang.

            Lebih dari setengah penduduk dunia adalah dwibahasawan
menggunakan dua bahasa sebagai alat komunikasi. Orang – orang Amerika
keturunan Perancis, Italia, Yahudi, Indian, Spanyol menggunakan dua bahasa
sebagai alat komunikasi yaitu bahasa pertama ( atau bahsa ibu ) dan bahasa
Inggris ( atau bahasa kedua ). Bangsa Indonesia menggunakan bahasa
Indonesia apabila mereka berkomunikasi antarsuku. Didalam lingkungan
keluarga atau sukunya, mereka berkomunikasi dengan bahasa daerah seperti
bahasa – bahasa Aceh, Melayu, Sunda, Jawa, Madura, Bali, Bugis, dan sebagainya.
            Orang yang biasa menggunakan dua bahasa atau lebih secara bergantian
untuk tujuan yang berbeda merupakan agen pergontak dua bahasa. Semakin
besar jumlah orang yang seperti ini, maka semakin intensif pula kontak antara
dua bahasa yang mereka gunakan. Kontak ini menimbulkan saling pengaruh,
yang manifestasinya menjelma didalam penerapan kaidah bahasa pertama
didalam penggunaan bahasa kedua . Keadaan sebaliknya pun dapat
terjadi didalam pemakaian sistem , pada saat penggunaan . Salah satu
dampak negatif dari praktek penggunaan dua bahasa secara bergantian adalah
terjadinya kekacauan pemakaian bahasa, yang lebih dikenal dengan istilah interferensi.