Pemerolehan Bahasa

Pemerolehan bahasa yakni, proses penguasaan bahasa yang dilakukan oleh anak secara natural pada waktu dia belajar bahasa ibunya (native language).istila ini dibedakan dari pembelajaran yang merupakan padanan dari istilah inggris (learning. Dalam pengertian ini proses itu dilakukan dalam tatanan yang formal, yakni belajar di kelas dan diajar oleh seorang guru.dengan demikian maka prosesdari anak yang belajar menguasai bahasa ibunya adalah pemerolehan, sedangkan proses dari orang (umumnya dewasa) yang belajar di kelas disebut pembelajaran.

            Definisi bahasa yang umunya dipakai oleh orang, bahasa adalah: suatu simbol sistem lisan yang sewenang dipakai oleh anggota suatu masyarakat bahasa untuk berkomunikasi dan berinteraksi antar sesamanya, berdasarkan pada budaya yang mereka miliki bersama. Sistem dalkam bahasa adalah sistem yang terdiri dari simbol-simbol. Simbol-simbolnya bersifat arbitrer, yakni, tidak ada keterkaitan simbol-simbol ini dengan benda, keadaan,atau suatu peristiwa yang terjadi.
            Ilmu bahasa memang telah mengalami bermacam-macam perubahan, baik dari segi landasan filosofi maupun alirannya.pada aliran linguistik manapun bahasa selalu dikatakan memiliki tiga komponen:sintatik, fonologi, dan semanitik. Komponen sintakis menangani ihwal yang berkaitan dengan kata, frasa, dan kalimat. Studi tentang kata seperti telaah tentang bagaimana kata dibentuk dan diturunkan, umumnya ditangani oleh suatu tataran yang disebut morfologi.
            Evolusi otak manusia tumbuh secara gradual dari bentuk ke bentuk yang lain. Perkembangan otak manusia ini dapat dibagi menjadi empat tahap. Tahap pertama adalah tahap perkembangan ukuran. Tahap ini tampak pada Homo erectus yang ditemukan di Jawa dan yang ditemuksn di Cina. Tahap kedua adalah adanya perubahan reorganisasi pada otak tersebut. Lembah-lembah pada otak ada yang bergeser sehingga memperluas daerah lain seperti daerah yang dinamakan daerah pariental. Perubahan ini terjadi pada masa praaustrolophitecus ke austrolopitechus afarensis. Perubahan ketiga adalah munculnya sistem fiber yang berbeda-beda pada daerah-daerah tertentu melalui corpus collosum. Fiber-fiber ini dapat diibaratkan seperti kabel listrik yang membarikan aliran-aliran elektrik untuk  menggerakkan atau melakukan sesuatu. Perkembangan yang terakhir adalah munculnya dua hemisfir yang asimitris. Dua tahap terkhir ini terjadi pada saat perubahan dari Homo erectus ke Homo sapiens.
            Otak manusia dan otak binatang sangatlah berbeda. Di samping bentuk tubuh dan ciri-ciri fisikal lain, yang membedakan manusia dari binatang adalah terutama pada otaknya. Di bandingkan denngan beberapa binatang lain seperti monyet, anjing, volume otak manusia memang lebih besar. Akan tetapi, yang memisahkan manusia dari kelompok binatang, khususnya dalam hal penggunaan bahasa, bukanlah ukuran dan bobot otaknya. Manusia berbeda karena struktur dan organisasi otaknya berbeda.
Otak manusia: dari segi ukurannya berat otak manusia adalah antara 1 sampai 1,5 kilogram.
            Seluruh syaraf kita terdiri dari dua bagian utama:(a) tulang punggung yanng terdiri dari sedderetan tulang punggungyang bersambung-sambung, dan (b)otak. Otak itu sendiri terdiri dari dua bagian:(i)batang otak (brain stem) dan (ii) korteks serebral (celebral cortex). Tulang punggung dan korteks selebral ini merupakan sistem syaraf sentral untuk manusia. Segala sesuatu yang dilakkukan oleh manusia, baik yang berupa kegiatan fisik maupun mental, dikendalikan oleh sistem syaraf ini.
            Batang otak terdiri dari bagian-bagian yang dinamakan mendulla, pons, otak tengah, dan cerebellum. Bagian-bagian ini terutama berkaitan dengan fungsi fisikal tubuh, termasuk pernafasan, detak jantung, gerakan, refleks, pencernaan dan pemunculan emosi. Kortes selebral menangani fungsi-fungsi intelaktual dan bahasa.
             Korteks serebral manusia terdiri dari dua bagian: hemisfir kiri dan hemisfir kanan. Hemisfir kiri mengendalikan semua anggota badan yang ada disebelah kanan, termasuk muka bagian kanan. Sebaliknya, hemisfir kanan mengontrol anggota badan dan wajah sebelah kiri. Jadi kedua hemisfir ini saling silang, yang kiri mengontril yang kanan, yang kanan mengotrol yang kiri. Pada anak sekitar usia 12 tahun terjadi pembagian fungsi yang dinamakan lateralisasi. Pada mulanya dinyatakan bahwa hemisfir kiri ditugasi terutama untuk mengelola tentang bahasa dan hemisfer kanan untuk hal-hal yang lain. Perkembangan tterakhir menunjukkan bahwa hemisfer kanan pun ikut bertanggung jawabpula dalam pengembangan bahasa.
            Pada pertengahan abad kedua puluh seorang ilmuwan melakukan penelitian terhadap perkembangan bahasa anak yang tentunya tidak lepas dari pandangan, hipotesis, atau teori psikologi yang ada. Dalam sejarah tercatat ad tiga pandangan atau teori dalam perkembangan bahasa anak. Dua pandangan yang kontriversial yang dikemukakan oleh pakar dari Amerika, yakni pandangan yang Nativisme (natural), dan pandangan Behaviorismeyang berpendapat bahwa penguasaan bahasa pada anak-anakbersifat”suapan”(nature). Dan pandangan yang ketiga muncul di Eropa dari Jean Piaget yang berpendapat bahwa penguasaan bahasa adalah kemampuan yang berasal dari pematangan kognitif, sehingga pandangannya disebut Kognitivisme.
            Pendapat  ahli pandangan nativisme yakni selama proses pemerolehan bahasa pertama, anak-anak (manusia) sedikit demi sedikit membuka kemampuan lingualnya yang secara genetis dan telah diprogramkan.
            Menurut Chomsky bahasa dapat dikuasai oleh manusia. Binatang tidak mungkin dapat menguasai bahasa manusia. Pendapat ini didasarkan pasda asumsi. Pertama, perilaku bahasa adalah suatu yang diturunkan, pola bahasa adalah sama pada semua macam bahasa dan budaya; dan lingkungan hanya memiliki peranan kecil dalam proses pematangan bahasa. Kedua, bahasa dapat dikuasai dalam waktu singkat, anak usia empat tahun sudah dapat bicara layaknya orang dewasa. Ketiga, lingkungan bahasa si anak tidak dapat menyediakan data secukupnya bagi openguasaan tata bahasa yang rumit seperti oarang dewasa.
            Menurut Chomsky anak dilahirkan dengan dibekali”alat pemerolehan bahasa” (language acquistion device (LAD) alat ini yang merupakan pemberian biologis yang sudah diprogramkan untuk merinci butir-butir yang mungkin dari suatu tata bahasa. LAD dianggap sebagai bagian fisiologis dari otak yang khusus untuk memproses bahasa, dan tidak punya kaitan dengan kemampuan kognitif.
            Kaum behavioris menekan bahwa proses pemerolehan bahasa pertama dikendalikan dari luar si anak, yaitu oleh rangsangan yang diberikan melalui lingkungan. menurut B.F Skinner (1969) kaidah gramatikal atau kaidah bahas adalah perilaku verbalyang memungkinkan seseorang dapat menjawab atau mengatakan sesuatu. Namun, kalau kemudian anak dapat berbicara, bukanlah karena “penguasaan kaidah (rule-geverned)” sebab anak tidak dapat mengungkapkan kaidah bahasa, melainkan dibentuk secara langsung oleh faktor di luar dirinya.
            Jean Piaget (1954) menyatakan bahwa bahasa itu bukanlah suatu ciri alamiah yang terpisah, melainkan salah satu di antara beberapa kemampuan yang bersal dari kematangan kognitif. Bahasa distrukturi oleh nalar; maka perkembangan bahasa harus berlandas pada perubahan yang lebih mendasar dan lebih umum di dalam kognisi. Jadi, urut-urutan perkembangan kognitif menentukan urutan perkembangan bahasa.
            Chomsky pernah menyanggah konsep kognitivisme dari Piaget ini. Beliau menyatakan bahwa mekanisme umum dari perkembangan kognitif tidak dapat menjelaskan struktur bahasa yang kompleks, abstrak, dan khas. Begitu juga dengan lingkungan berbahasa tidak dapat menjelaskan struktur yang muncul dari bahasa anak. Oleh karena itu, menurut Chomsky,bahasa (struktur kaidahnya) haruslah diperoleh secara alamiah.
            Sebaliknya, Piaget menegaskan bahwa struktur yang kompleks dari bahasa bukanlah sesuatu yang diberikan oleh alam. Struktur bahasa itu timbul sebagai akibat interaksi yang terus-menerus antara tingkat fungsi kognitif si anak dengan lingkungan kebahasaannya(juga lingkungan lain).




                                                                        By: Maziatul Faridah

0 Response to "Pemerolehan Bahasa"

Posting Komentar